BlueDesiro

Ketika mimpi diraut dan diasah, namun tiba-tiba patah, tenang saja.. masih ada kata 'CINTA' yang sudah kamu toreh disana, dikertas pilihanmu...

Bungkus Permen

Kamu tahu aku mual. ingin memuntahkan semua isi perutku. ingin mengerutkan dahi seperti ibu-ibu yang mengernyit ketika mencium bau gosong di dapur rumah batanya. ingin mengerucutkan bibir seperti kakek-kakek tua yang mengunyah sirih diteras rumah atau mengepulkan asap dari cerutu coklatnya. ingin memencet cuping hidungku seperti ketika aku mencium bau minyak angin yang biasanya digunakan oleh nenek-nenek tua ketika mereka masuk angin.

Kamu tahu aku mual dan ingin mengeluh. mengeluh karena perutku rasanya teraduk-aduk seperti adukan semen di tempat bangunan. mengeluh karena kepalaku rasanya berputar-putar seperti ketika aku selesai naik tornado. mengeluh karena badanku serasa menggigil disengat air sedingin gletser.

Tadi pagi, aku mengantongi selusin bungkus permen biru dikantong seragamku. obat mual. hahaha. tidak ada pengaruh sedikit pun sebenarnya. aku suka mengulumnya hingga berbungkus-bungkus hilang isi.

kamu duduk disebelahku. tiba-tiba dengan refleks ku ulurkan sebungkus peren biru itu padamu. aku harap kamu mau. ternyata kamu memang mau. haha. senangnya hatiku.

kamu tahu? permen itu serasa lemone-mint yang segar. seperti angin pegunungan yang tertiup dipagi hari kearah lembah dibawahnya. seperti kamu yang me-refresh otakku setiap pagi.

maaf ya, aku memasukkan bungkus permen itu ke kantong bajumu. aku mau mengeluarkannya, tapi kamu tolak. kamu tahu? sentuhan tanganmu itu yang aku tunggu. kemarin aku lemah, butuh kamu. kenapa kamu tidak datang?

aku menunggumu. dengan bungkus Permen ditangan...

0 komentar:

Posting Komentar